Baru-baru ini saya mendengar alunan musik karya Kunto Aji yang judulnya "Salam Pada Rindu". Pertama membaca judulnya satu yang terfikir dibenak saya adalah rumah, ya rumah bukan tempat yang saya tinggali sekarang tapi kampung halaman saya. Entah kenapa masa ini saya teringat suasana rumah saya yang selalu riuh ramai ketika semua anggota keluarga berkumpul, penuh canda tawa dengan adik-adik saya yang waktu itu masih kecil-kecil. Rumah kala itu rasanya sangat hangat dan nyaman ketika beramai-ramai.
Saya adalah anak pertama dari 7 bersaudara, menjadikan saya secara otomatis abang atau kakak tertua dalam keluarga. Dengan status itu, saya mungkin bisa dibilang harus menanggung beban untuk menjadi contoh kesuksesan bagi adik-adik saya. Sejak tamat SMA sudah saya tekadkan dalam diri saya bahwa saya tidak akan pulang sebelum sukses. Namun sekarang rasanya kata-kata tersebut sangat berat untuk dilakukan sejak 10 tahun lalu saya tamat SMA. Kini jarak antara kampung halaman dan tempat saya tinggal ratusan kilometer jauhnya, tidak dapat ditempuh hanya dalam perjalanan satu hari.
Rindu, tentu rindu kini selalu menyerang kedalam celah-celah hati yang mungkin sedang kosong. Masuk kedalam fikiran terbayang masa-masa dulu yang tidak dapat diulang kembali, Ingin rasanya bisa pulang setiap hari, sambil berkumpul bersama seluruh adik-adik dan keluarga saya. Tapi entah kenapa semua rasanya hanya tinggal harapan, satu persatu kami sudah di tempat masing-masing, meskipun itu sekolah atau pun pekerjaan. Ingin rasanya seperti dulu tidur dipangkuan ibu yang sangat menyayangi kami semua, atau pergi bersama bapak kekota sambil makan mie goreng kesukaan saya. Tapi entah kapan itu bisa terulah kembali. Rindu rasanya !!!
Ingin dulu rasanya setelah tamat kuliah saya pulang kekampung dan menetap disana, tapi ambisi untuk mengaktualisasikan diri ditengah masyarakat tidak dapat terbendung. Kini semua yang saya inginkan satu persatu mulai tercapai. Tapi apa yang mulai timbul dari dalam diri ini adalah untuk kembali lagi ke masa dulu, dekat dengan rumah, semua hanya disebabkan oleh perasaan rindu yang tak dapat lagi ditahan dan pecah lewat air mata. Ingin rasanya saya membawa semua orang yang saya sayangi untuk pergi bersama kemanapun saya pergi, namun kemampuan membatasi semua itu. Yang mampu disediakan saat ini hanyalah do'a agar bapak dan mamak serta seluruh keluarga diberikan kesehatan dan umur panjang, dan dapat terus berkumpul bersama meskipun diwaktu-waktu tertentu.
Rindu ini akan tetap muncul selama kehidupan ini masih berlangsung, bahkan dalam ketiadaan rindu masih tetap ada. Rindu mampu melembutkan hati, mengubah marah menjadi sayang, mengubah sunyi menjadi suara, rindu harus tetap ada dan harus terjaga.