" Setelah itu aku berjalan pulang dengan perasaan senang. Aku tahu kamu akan menyukainya karena aku tahu itulah senja yang selalu kamu bayangkan untuk kita. Aku tahu kamu selalu membayangkan hari libur yang panjang, perjalanan yang jauh, dan barang kali sepasang kursi malas dan sepotong senja disebuah pantai dimana kita akan bercakap-cakap sembari memandang langit sambil berangan-angan sambil bertanya-tanya apakah semua ini memang benar telah terjadi. Kini senja itu bisa kamu bawa kemana-mana"
Kalimat diatas merupakan potongan dari isi buku Sepotong Senja Untuk Pacarku, karya Seno Gumira Ajidarma. pertama kali diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada februari 2016 dan cetakan terakhir pada juli 2019. Saya akan mencoba me-review buku ini secara ringkas dengan versi dan sudut pandang saya sendiri.
Buku ini berisi kumpulan cerpen-cerpen menarik karya Seno Gumira Ajidarma, dimana setiap cerpen dibagi menjadi tiga bagian. Trilogi Alina, Peselancar Agung, dan Atas Nama Senja, setiap cerita didalam buku ini sangat menarik untuk di hayati. Cerita-cerita yang disampaikan juga menggambarkan kisah fiksi yang penuh dengan imajinasi, sudah pasti diluar batas kehidupan manusia didunia nyata. namun menurut saya, penulis mencoba mengajak kita untuk menginterpretasikan cerita-cerita yang ada pada kehidupan kita sehari-hari. Hal ini juga bergantung pada pribadi masing-masing pembaca untuk menginterpretasikan setiap kisah dalam cerita ini, dan menurut saya kisah-kisah yang ada didalam buku ini menyampaikan kritik sosial, realitas kehidupan sehari-hari, dan kembali lagi bagaimana masing-masing dari kita ingin memaknainya. cerita dalam buku ini memberikan kebebasan untuk itu.
Bagian paling menarik untuk saya adalah Trilogi Alina, cerita ini mengisahkan tentang Sukab yang merantau kekota demi si pujaan hati, Alina. Namun karna perbuatan si Sukab pula menyeret tukang pos kedalam masalah yang dibuatnya. Terdapat tiga tokoh utama pada bagian ini dan setiap tokoh memiliki ceritanya masing-masing. disinilah menariknya alur cerita yang dibuat oleh penulis, kita dapat menilai setiap tokoh pada kisahnya masing-masing, dan setiap cerita memiliki alur yang saling berhubungan. Gaya penulisan seperti ini sangat menarik untuk saya, karna saya selalu penasaran dengan kejadian yang menimpa setiap tokoh didalam cerita.
Cerita ini diawali dengan kisah sukab yang mengirimkan surat dan sepotong senja yang ada didalam sebuah amplop, untuk kekasihnya Alina. Namun surat dan sepotong senja itu menjadi awal dari segala masalah yang ada di dalam cerita ini. Dikisahkan didalam surat yang dikirimkan Sukab kepada Alina, Ketika itu Sukab tengah duduk ditepi pantai memandang senja yang indah. Sukab teringat kepada Alina, terlintas didalam fikirannya untuk memberikan senja yang indah itu kepada Alina. Benar saja Sukab memotong senja tersebut seukuran amplop kantor pos dan memasukkannya kedalam saku. Cerita berlanjut, Sukab dikejar-kejar oleh polisi karena dianggap mencuri senja, hingga Sukab sampai pada sebuah gorong-gorong yang ujungnya terdapat senja yang sama seperti yang ada didunia atas. Sukab kemudian kembali memotong senja tersebut, seukuran senja yang asli yang telah dipotong sebelumnya. Lalu ia mengganti senja tersebut kedalam bekas potongan senja yang asli. Senja asli yang pertama kali dipotong oleh Sukab dikirimkan kepada Alina, lewat layanan Pos.
Dalam kisah tersebut kita bisa memaknai senja itu sebagai apapun yang kita inginkan, bisa jadi itulah hal menurut kita dengan penuh perjuangan adalah hal yang paling berharga yang dapat kita berikan kepada kekasih, atau hal lainnya. Tergantung pada masing-masing pembaca untuk memaknai senja tersebut. Menurut saya sendiri senja adalah objek utama dari permasalahan dalam cerita ini, dan masih menjadi misteri apa benda yang paling mendekati dengan senja yang dimaksud oleh Seno Gumira Ajidarma,
Sekian hasil review buku Sepotong Senja Untuk Pacarku, yang di review dengan cara dan sudut pandang saya sendiri. semoga bermanfaat untuk kita semua.
Mantab Bro
ReplyDelete