Abbas Ibn Firnass yang
juga dikenal dengan nama Abbas Abu al-Qasim bin Firnas ibn Wirdas al-Takurini
merupakan seorang polimatik Andalusia. Ia
lahir pada tahun 810 M di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (sekarang Ronda, Spanyol)
yang berada dalam wilayah kekhalifahan Cordoba (Spring, 1961). Kota Cordoba
saat itu merupakan kota tujuan ilmu pengetahuan. Pada abad ke 2 hingga 3
Hijriyah, kota Cordoba menjadi tempat persinggahan oleh orang-orang arab dan
non-arab untuk menuntut ilmu dari berbagai macam disiplin ilmu
Pengalamannya dalam menuntut ilmu dimulai dari
mempelajari Al-quran di kuttab wilayah Takurina, dan dilanjutkan di Cordoba
untuk melanjutkan pendidikan terutama pengetahuan islam secara lebih luas lagi.
Sebagai seorang polimatik Ibn Firnass dapat dikatakan sebagai ilmuwan dalam
berbagai bidang ilmu diantaranya Ibn Firnass merupakan seorang penemu,
fisikawan, teknisi, musisi Andalusia dan penyair berbahasa Arab. Serta kemampuannya
menguasai banyak bidang ilmu seperti matematika, astronomi, fisika dan kimia. Maka
bukan suatu keanehan jika beliau mampu membuat terobosan-terobosan dan penemuan
baru dalam ilmu teknologi. Salah satu penemuannya yang terkenal salah satunya
yaitu dalam ilmu teknologi pesawat terbang.
Dalam catatan sejarah, Ibn
Firnass merupakan orang pertama yang berhasil mengembangkan alat penerbangan
dan sukses terbang. Sketsa pesawat yang di ciptakan oleh Ibn Firnass pada tahun
852 terinspirasi oleh burung yang dapat terbang menggunakan dua sayapnya. Ibn
Firnass melakukan uji coba penerbangan pertamanya dengan menciptakan suatu alat
terbang berbentuh glider sederhana yang diberi nama ornitophte, berupa sayap
yang terbuat dari sutra dan bulu elang. Pesawat yang diciptakan oleh Ibn Firnass
saat itu berbentuk kostum menyerupai burung. Uji coba dilakukan di menara mesjid
Mezquita, Cordoba dengan menggunakan alat terbang tersebut yang diikat dengan
kayu dan dipasang kebadannya. Hasil dari uji coba tersebut cukup memuaskan pada
masa itu, alat tersebut mampu terbang dalam beberapa menit dan mendarat dengan
selamat meski harus menderita beberapa luka saat pendaratannya.
Ibn Firnass telah banya
melakukan uji coba penerbangan dengan terus mengembangkan temuannya tersebut
kedalam bentuk yang lebih kompleks dan modern. Pada usianya yang sudah
menginjak 65 tahun Ibn Firnass belum menunjukkan tanda-tanda menyerah, pada tahun
875 M ia merancang dan membuat sebuah mesin yang digunakan untuk membawa
manusia terbang di udara. Uji coba yang dilakukan Ibn Firnass mampu membawanya
terbang dari bukit jabal al-a’rus (Mount
of the bride) dikawasan Rustafa, dekat Cordoba. Uji coba tersebut
mendapatkan perhatian dari masyarakat Rustafa, saat itu mereka menyaksikan
penerbangan yang dilakukan oleh Ibn Firnass. Akhirnya Ibn Firnass dapat terbang
dengan mesin yang dikendalikannya sendiri, meskipun ia tidak dapat mendarat
dengan baik.
Ibn Firnass mengalami
luka yang cukup parah saat uji coba pendaratannya, perhitungan terkait mesin
terbang yang dia buat dirasa masih kurang. Ia mengadopsi desain pesawat
terbangnya dari cara burung terbang dan akhirnya setelah ia meniliti lebih
lanjut burung mendarat menggunakan ekornya. Maka ia pun menambahkan ekor pada
model pesawat buatannya itu.
Ibn Firnass meninggal
dunia sekitar 12 tahun setelah ia melakukan uji coba penerbangannya yang ke 2
yaitu sekitar tahun 264 H (887 M). Cidera punggung yang dialaminya saat
melakukan uji coba penerbangan saat itu mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Selama masa hidupnya Ibn
Firnass tidak hanya menciptakan alat di bidang penerbangan namun ia juga
melakukan penemuan penting lainnya, diantaranya :
- Menciptakan alat pendeteksi waktu yang diberi nama ‘Al-Mingalah
- Menemukan cara pembuatan kaca dari batu, dan disebut-sebut sebagai orang pertama yang membuat kristal
- Menciptakan jam air yang diberi nama Al-Maqata
- Menciptakan gelas berwarna
- Menciptakan simulasi rantai cincin yang dapat menjelaskan pola gerakan planet dan bintang yang dikenal dengan Dzatul Halqi (Astrobel)
- Membangun teater untuk menyelenggarakan pertunjukan edukasi tentang astronomi yang dikenal dengan Al Qubah As Samawiya (Planetarium)
Karena prestasinya
tersebut Ibn Firnass tercatat dalam sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi
islam serta dunia. Seorang orientalis dan islamolog yang juga merupakan seorang
sejarawan barat bernama Philip K Hitti, menyatakan dalam bukunya “History of the earliest times to the present”
bahwa Ibn Firnas merupakan seorang ilmuwan besar islam sekaligus manusia
pertama yang melakukan uji coba penerbangan. Keberhasilannya dalam melakukan
uji coba penerbangannya tersebut pada tahun 852 M memberikan inspirasi dan dasar
keilmuan bagi para ilmuan selanjutnya dalam mengembangkan konsep pesawat
terbang. (th)
Izin shaare gan
ReplyDeleteIzin shaare gan
ReplyDeletegas
ReplyDelete