Sejarah Maskapai Penerbangan Indonesia



Sejarah Maskapai Penerbangan Indonesia - Penerbangan menurut undang-undang nomor 1 tentang penerbangan tahun 2009 merupakan suatu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamnan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang, dan fasilitas umum lainnya.
Salah satu produk dari transportasi penerbangan adalah pesawat terbang. Pesawat terbang mulai dikembangkan oleh orville wright dan wilbur wright, dimana mereka berdua mulai merancang pesawat terbang yang diberi nama “flyer” dan diuji coba pertama kali pada tahun 1903 di amerika serikat. Selain wright bersaudara juga dikenal penemu lain dari inggris yang bernama Samuel F. Cody yang melakukan penerbangan pertamanya di Farnborough, Inggris pada tahun 1910. 

Sebelumnya pada tahun 1900 ahli aeronautika jerman, Ferdinanz Adolf Heinrich August von Zeppelin, menciptakan balon udara berbentuk cerutu raksasa yang dapat dikendalikan yang diberi nama zappelin, balon udara ini mulai melayani penerbangan komersil pertamanya pada tahun 1909, pada saat perang meletus fungsi komersil dari pesawat tanpa sayap ini ditiadakan karena digunakan untuk perang.

Jauh sebelum wright bersaudara serta insinyur lainnya menemukan pesawat, pada abad ke 9 seorang ilmuwan muslim yang bernama Abbas ibnu Firnas (810-887 M) melakukan uji coba penerbangan dengan menciptakan suatu alat terbang yang diberi nama ornitophter. Berupa sayap yang terbuat dari sutra dan bulu elang yang dilakukan uji coba pada menara mesjid Mezquita, Cordoba (Hakim, 2010).

Sejak kemunculan pesawat terbang Hingga saat ini dunia penerbangan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Angkutan udara berkembang serta berperan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing negara. Dunia penerbangan kini menjadi unsur yang penting dalam bidang transportasi, mobilisasi barang dan jasa serta sebagai salah satu pendukung dalam pengembangan wilayah dan hubungan-hubungan bagi setiap negara. Maka dari itu dunia penerbangan  menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung perkembangan zaman, hingga pada tahun-tahun berikutnya mulai bermunculan perusahaan-perusahaan penerbangan komersial yang memiliki peran strategis dalam perkembangan suatu wilayah, ditandai dengan lahirnya berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia (Pramono, 2009).
Sejarah penerbangan di indonesia sendiri dimulai pada masa kolonial belanda, menurut catatan KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) (2017) layanan penerbangan di Hindia Belanda pertama kali dirintis pada tahun 1924 yang menghubungkan  Amsterdam dengan Batavia (Jakarta) dengan menggunakan pesawat Foker F-VII dan diikuti dengan kota-kota lainnya yang ada didunia pada saat itu. Hingga pada saat perang dunia ke II jalur penerbangan KLM pada saat menjadi jalur penerbangan berjadwal terpanjang didunia.
Setelah kemerdekaan Indonesia KLM dinasionalisasi oleh pemerintah indonesia sebagai Garuda Indonesia pada tahun 1949 yang menjadi awal mulanya maskapai penerbangan di Indonesia (Postma, 1986). Pada tahun-tahun awal republik Garuda Indonesia mendominasi penerbangan yang menghubungkan kota-kota besar di nusantara, hingga pada tahun 1956 Garuda Indonesia untuk pertama kali melayani penerbangan untuk para jamaah haji yang saat itu berjumlah 40 orang dan mulai memperluas layanan penerbangannya ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1969 maskapai penerbangan swasta mulai muncul dengan diawali lahirnya Mandala Airlines dan diikuti oleh Bouraq pada tahun 1970. Maskapai penerbangan swasta ini secara langsung mulai bersaing dengan perusahaan penerbangan milik pemerintah (Sukmana, 2014).
Pada tahun 2000 pemerintah indonesia mulai mengumumkan kebijakan deregulasi dalam bidang penerbangan, yang memungkinkan pendirian masakapai penerbangan akan menjadi lebih mudah dalam hal perizinannya. Kebijakan deregulasi ini mulai merangsang tumbuhnya layanan maskapai yang berbiaya rendah di indonesia kebijakan ini juga bermaksud untuk merangsang investasi pada bidang transportasi udara disamping untuk menggairahkan industri pariwisata di seluruh kawasan Indonesia. Akibatnya maskapai-maskapai penerbangan baru mulai bermunculan dan tumbuh di Indonesia, diantaranya Batavia Air, Adam Air, Sriwijaya Air, dan Lion air (Yuniar, 2013).    

0 Comments:

Post a Comment